Asal Mula Gue Bikin Visa Amerika Serikat

“Wir, ke Alaska yuk?!” Ajak seorang teman, Owen.

Gue bengong lah sejadi-jadinya. Ngapain ke Alaska? Gue gak suka dingin, malah diajakin ke tempat yang deket kutub. Nehi nehi!!

“Yuk!!” Dengan muka penuh optimistis, Owen kembali ngajak gue.

“Ngapain? Males ah! Kudu bikin visa, males berurusan dengan birokrasi gini gitu. Lagian ngapain juga ke sono?” Abis ngomong ini gue mimisan, karena harus ngomong pake Bahasa Inggris.

“It’s easy to make US Visa. We could see and stay in igloo. Snow everywhere, we can’t find snow here,” Jawabnya meyakinkan.

Gue langsung merinding dan mendadak masuk angin pas dengan ‘bisa tinggal di igloo’.

“NO WAY!!” Kata gue.

“Okay okay. What about Vegas, city that never sleep, New York, Disneyland, Universal Studio, Holywood, and Hawaii!!

Gue pun berpikir agak lama untuk bilang ‘NO’ lagi. Damn!! Hawaii… Pulau di Pasifik itu memang salah satu impian gue dari kecil. Pikiran gue pun melayang-layang.

——————-

Oh yaolo, gue dari jaman kecil ngebayang-bayang terbang ke pulau di Samudera Pasifik itu. Entah kenapa lah waktu kecil gue amazed banget dengan pulau kecil berombak besar, gunung berapi aktif, pasir putih, air yang bening, dan sebagainya yang terlihat seperti surga.

Bayangan tentang Hawaii waktu gue kecil adalah gue sedang mengayuh papan selancar dengan tangan gue, kemudian gue terhempas ke dalam air, karena gak bisa berselancar dengan baik, oleh ombak setinggi lebih dari tiga meter ke lautan yang jernih dengan ikan-ikan berwarna-warni. Setelah itu gue pun berenang ke tepi pantai yang berpasir putih dengan tekstur seperti tepung kue.

——————-

Setelah mengkhayal tentang Hawaii, gue pun akhirnya meng-iya-kan ajakan temen gue untuk bikin US Visa.

“Okay, Hawaii it is. We’re going to Hawaii!!” Kata gue penuh semangat.

“And Alaska, Vegas, Cali, and New York!!!” Owen semakin berapi-api menyebut nama empat tempat tersebut.

Tempat-tempat yang disebutkan temen gue bikin jidat gue bertambah kerutannya. DUITNYA DARI MANA???