Beberapa saat yang lalu gue baru aja baca komik fiksi fabel yang singkat. Seluruh hewan berinteraksi dengan baik, seolah tidak ada intrik apa-apa diantara mereka.
Herbivora, karnivora, dan omnivora. Seluruhnya berinteraksi, berbicara satu sama lain, dan berkegiatan seolah memiliki satu tujuan, yaitu berusaha agar ekosistem berkeadaan seperti adanya.
Gue tau ini fiksi. Cuma logika gue dari jaman gue masih anak-anak selalu bertanya-tanya.
Jika semua hewan bisa berinteraksi dengan baik diantaranya. Kemudian, karnivora makannya apa? Manusia? Atau hewan lain yang mati karena nggak divaksin?
Ataukah mereka hanya berbicara satu sama lain ketika “rapat” penting tentang ekosistem saja?
Kemudian logika khayal gue melambung ke makhluk yang derajatnya tertinggi, manusia.
Menurut gue, secara kasar (mungkin ini akan benar-benar kasar, literally), manusia dibagi menjadi dua tipe, yaitu predator dan non-predator.
Predator adalah manusia yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, termasuk memangsa manusia lain. Hal yang terpenting adalah tujuannya tercapai, kepuasan akan ambisinya terpenuhi.
Non-predator adalah kebalikannya, tentu saja. Tipe manusia seperti ini tidak akan menggunakan segala cara termasuk memangsa manusia lain untuk memuaskan dahaga ambisinya. Mereka akan mencari cara lain yang tidak merugikan manusia lain.
Dua tipe manusia ini pada kenyataannya masih bisa hidup berdampingan dan berinteraksi dengan baik, dari cara berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi mereka terhadap satu sama lain. Hal ini dilakukan agar kehidupan manusia berjalan seimbang. Tanpa menunjukkan adanya proses memangsa dan dimangsa karena predator akan tetap memangsa secara terang-terangan ataupun diam-diam.
Non-predator akan menerima keadaan dan melanjutkan perjalanan hidup dengan cara yang baru ketika salah satu anggota tipenya menjadi korban jika tidak melawan.
Predator akan tetap memangsa sampai dengan akhir hayatnya. Mati karena dimangsa predator lain, usia, ataupun dalam usahanya memangsa non-predator yang melawan.
Namun manusia akan tetap seperti itu. Predator dan non-predator akan tetap berinteraksi satu sama lain dengan baik untuk mencapai keseimbangan ekosistem.
Tak berbeda dengan ekosistem hewan di cerita fiksi fabel.
Logika gue untuk bisa menerima cerita fiksi fabel baru didapat ketika sudah dewasa. Entah karena pengalaman, sinetron, atau lama menjadi penonton linimasa internet.
– Wira Asmo