Bagaimana rasanya tinggal di kota yang secara resmi sudah dinyatakan memberlakukan community quarantine karena virus corona?
TEGANG! Gak bisa dipungkiri, iya, gue merasa tegang tapi di saat yang sama gue harus memastikan diri gue gak panik dan tetap tenang. Ini bukan untuk selamanya kok, ini hanya sementara.
Pertama kali dengar kata itu, yang terbersit di kepala gue adalah LOCKDOWN! Iya, lockdown seperti yang diberlakukan di Wuhan, China. Kondisi di mana orang-orang tidak diperbolehkan pergi ke luar rumah tanpa izin dari pihak otoritas setempat. Seluruh sarana transportasi darat, udara, dan laut ditutup.
Tujuan lockdown dan community quarantine sebetulnya sangatlah baik, yaitu untuk mencegah menyebarnya virus corona secara cepat melalui kerumunan-kerumunan yang ada.
Kamis, 12 Maret 2020 – Metro Manila Mengumumkan Community Quarantine
Kamis malam, tanggal 12 Maret 2020, Presiden Filipina mengumumkan bahwa di Metro Manila akan diimplementasikan community quarantine untuk melindungi publik dari penularan virus corona.
Selanjutnya di Metro Manila akan diberlakukan travel restrictions, di mana seluruh akses transportasi keluar dan masuk ke Metro Manila melalui jalur darat, laut, dan udara yang sifatnya domestik akan ditutup. Akses yang sifatnya internasional masih dibuka secara normal. Travel Restrictions ini diberlakukan mulai hari Minggu, 15 Maret 2020 sampai dengan 14 April 2020. Kondisi ini bisa diubah statusnya menjadi lebih ketat ataupun longgar tergantung pada update keadaan.
Pada hari ini, seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah mulai ditiadakan.
Meski ada pemberlakukan travel restrictions, seluruh commuter pekerja sektor swasta masih diperbolehkan untuk keluar dan masuk Metro Manila dengan menunjukkan identitas yang berlaku. (Detailnya di sini)
Di hari ini, panic buying mulai terjadi.
Jumat, 13 Maret 2020 – Panic Buying

Panic buying mulai terjadi di mana-mana. Salah satu teman yang pergi ke supermarket nge-DM kalau supermarketnya penuh sesak oleh orang-orang. Supermarket tempat dia berbelanja dihiasi dengan antrian panjang orang-orang yang membeli stok makanan dan keperluan rumah tangga lain.

Gue? Gue masih berusaha bernapas dengan normal menenangkan diri dan berharap keadaan akan membaik.
Pada hari ini, Grab mulai meniadakan layanan GrabShare.
Sabtu, 14 Maret 2020 – Salah Ambil Keputusan
Gue masih pergi ke gym karena gue merasa gym cukup higienis dengan menyediakan antiseptik di setiap sudut. Gue pun bisa menyemprot dan mengelap semua bench sebelum gue gunakan.
Keputusan gue yang gue rasa paling salah adalah pergi ke supermarket. Iya pergi ke supermarket yang penuhnya minta ampun adalah keputusan yang gue rasa sangat salah. Gue baru menyadari hal itu setelah gue mengantri di salah satu supermarket.
Supermarket penuh orang begitu kan menjadi tempat penularan paling efektif!!!
Gue panik sendiri setelah sadar akan hal itu, namun nasi sudah menjadi bubur. Jadi gue lanjutkanlah berbelanja kebutuhan pokok. Lagipula gue gak punya rice cooker yang normal. Gue mungkin terkena euphoria panic buying meskipun gue gak membeli banyak stok kebutuhan seperti orang-orang.
Pada hari ini, Angkas (ojek online di Filipina) mulai meniadakan layanan penumpang namun masih melayani jasa antar paket ekspres.
Sore harinya beberapa kota di Metro Manila dikabarkan akan mulai memberlakukan jam malam namun belum ada kepastian. Meski begitu, beberapa mall menyatakan bahwa mereka akan memberlakukan pembatasan operasional sampai jam 7 malam saja (biasanya rata-rata buka sampai dengan pukul 10 malam). Beberapa bar mulai menyatakan tutup sampai waktu yang belum ditentukan.
Beberapa provinsi di Filipina mulai melakukan domestic travel restrictions.
Minggu, 15 Maret 2020 – Makati City Memberlakukan Curfew
Siang hari, gue masih pergi ke gym.
Gue pun menyempatkan diri pergi ke toko obat terdekat rumah untuk membeli vitamin C. Sayangnya di salah satu toko obat terbesar di sini mengatakan bahwa mereka kehabisan stok vitamin C. Akhirnya gue mendapatkan vitamin C di toko obat yang terletak di mall dekat rumah yang sudah hampir tutup. (waktu menunjukkan pukul 6 sore)
Menjelang malam gue mendengar kabar kalau Makati City pun akan memberlakukan curfew (jam malam). Jam malam akan diberlakukan mulai pada Hari Senin tanggal 16 Maret 2020. Jam malam ini akan memiliki kelonggaran dengan berbagai kondisi.
Pemberlakuan Jam Malam di Makati dan Kelonggarannya

Makati City mulai memberlakukan jam malam mulai dari jam 20.00 sampai dengan 05.00 keesokan harinya. Jam malam ini berlaku mulai tanggal 16 Maret 2020. Namun ada beberapa pengecualian untuk jam malam ini, diantaranya:
- agen call center;
- petugas kesehatan;
- petugas pemerintahan;
- perjalanan darurat dengan alasan kesehatan;
- pergi ke bandara untuk perjalanan internasional;
- kurir makanan dan obat-obatan;
- penyedia layanan publik;
- petugas balai kota.
Selain jam malam, pemerintah Makati City juga meminta beberapa sektor usaha untuk menutup layanannya, seperti fasilitas lari publik (klub lari), mall, bar dan tempat karaoke, bioskop, sekolah, gym, lapangan basket, dan badminton milik swasta.
Meski mall diminta untuk ditutup, namun beberapa usaha yang berada di dalam mall masih diperbolehkan untuk beroperasional, seperti supermarket, apotek, convenience stores, bank, hardware stores, klinik kesehatan, dan restoran (terbatas untuk pesan antar dan bungkus).
Usaha hotel pun masih boleh beroperasional namun untuk restoran di dalamnya hanya boleh melayani tamu hotelnya saja dan tidak diperkenankan melayani tamu dari luar hotel.
Seluruh gedung di Makati City masih diperbolehkan beroperasi dengan syarat mengimplementasikan social distancing. (Selengkapnya di sini)
coronavirus confirmed case 140.